GUNUNGKIDUL (23/2/2022) — Pengelolaan hutan telah mengalami pergeseran paradigma. Hutan tidak lagi dipandang sebatas kayu, tetapi kini pengelolaannya menitikberatkan hutan sebagai sebuah kesatuan lanskap atau landscape based forest management.
“Hutan menawarkan jasa lingkungan atau jasa ekosistem (ecosystem services) yang luar biasa, sehingga dalam pengelolaannya tidak hanya menimbang komponen vegetasi, tetapi ada komponen lain seperti air, biodiversitas, masyarakat, dan hal lain yang merupakan satu kesatuan dalam ekosistem itu,” kata Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong saat menghadiri Deklarasi Peduli Hutan Indonesia dan Peresmian Penanaman Perdana Gerakan Tanam Pohon Jadi
Indonesia di Wunung, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (22/02/2022).
Ia mengatakan, masyarakat sebagai komponen dari lanskap tersebut, menjadi bagian penting dan paling dinamis. Oleh karena itu, pemerintah sangat menghargai inisiatif masyarakat untuk menjaga sekaligus memulihkan hutan dan lingkungan.
Upaya pemulihan lingkungan, ujar Mawen Alue, juga erat kaitannya dengan komitmen Indonesia di kancah global dalam pengurangan emisi guna mengendalikan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Keseriusan Indonesia itu diterjemahkan ke dalam NDC yang menargetkan pengurangan emisi GRK 29% pada 2030 dengan upaya sendiri atau 41% dengan dukungan internasional. Dari angka tersebut, lanjutnya, sektor kehutanan dan tata guna lahan menjadi kontributor terbesar.
“Salah satu upaya di sektor kehutanan yaitu dengan penanaman pohon, karena dengan menanam akan terjadi sekuestrasi karbondioksida yang disimpan dalam biomassa pohon yang disebut karbon. Dengan semakin banyak kita menanam, semakin besar serapan CO2 di ekosistem hutan kita,” jelasnya.
Semangat masyarakat untuk menanam pohon inilah yang turut digelorakan oleh Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) sebagai inisiator kegiatan Deklarasi Peduli Hutan Indonesia. Wamen LHK berharap inisiatif seperti yang dilakukan YPHI dapat terus bergulir dan berkembang di daerah lain menjadi gerakan di masyarakat yang lebih luas, guna menumbuhkan optimisme bagi semuanya agar tutupan hutan, jasa lingkungan, biodiversitas, dan kesejahteraan masyarakat pulih.
Dukungan gerakan menanam pohon untuk pemulihan lingkungan disampaikan oleh anggota Komisi IV DPR RI Darori Wonodipuro. “Saya mendukung gerakan ini ke depannya. Mari kita terus perluas, kalau perlu diusulkan untuk ada satu hari khusus semua masyarakat Indonesia ikut menanam pohon,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum YPHI Transtoto Handhadhari mengatakan, pihaknya berharap dapat mengubah cara pandang (mindset) masyarakat umum terhadap hutan. Oleh karena itu ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama bertekad melestarikan berbagai fungsi hutan yang sangat penting bagi kehidupan. “Kami juga siap untuk selalu membantu pemerintah dalam melaksanakan pengelolaan hutan.”
Acara tersebut juga dihadiri oleh Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai KLHK, Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Pemuda dan Pramuka, Kepala UPT KLHK di Provinsi DIY, Wakil Bupati Gunungkidul, serta Forkopimda Provinsi DIY dan Kabupaten Gunungkidul.*