KABAR SANGGAU – Kabupaten Sanggau, merupakan salah satu penghasil tandan buah sawit (TBS) terbesar di Kalimantan. Potensi itu ternyata membuat Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) Republik Indonesia melirik rencana pembangunan pabrik minyak goreng merah (red palm oil). Daerah yang menjadi pilihan pembangunan pabrik adalah Desa Paleem Jaya Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau.
Rombongan Kementerian yang dipimpin Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop dan UKM Ahmad Zabadi, mendatangi Desa Palem Jaya untuk melihat langsung lokasi pembangunan pabrik. Tampak hadir mendampingi Deputi Ahmad Zabadi yakni Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperindagkop dan UM) kabupaten Sanggau. Syarif Ibnu Marwan dan tokoh masyarakat Parindu, Timotius Yance, Camat Parindu. Darmikus Heri beserta jajaran.
Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop dan UKM RI Ahmad Zabadi mengatakan pengembangan minyak makan merah (red palm oil) dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah ketersediaan dan harga minyak goreng yang terjadi di Indonesia saat ini. Selain itu, pihaknya di Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) RI juga tengah mendorong terbentuknya koperasi Indonesia yang bergerak dibidang pabrik minyak goreng.
Dia menambahkan untuk program pengembangan minyak makan merah (M3) yang berasal dari kelapa sawit sebagai alternatif dari minyak goreng kelapa sawit mulai 2023 diharapkan dapat membangun industri minyak makan merah yang dapat di kelola oleh Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) Selain itu langkah integrasi industri hulu ke hilir sektor sawit dapat memberikan kepastian harga sawit dan penyerapan produksi petani.
“Kemenkop dan UKM melihat potensi itu ada di Kabupaten Sanggau, potensi besar dalam pengembangan potensi industri kelapa sawit, baik yang diusahakan oleh perkebunan besar swasta/ negara maupun perkebunan rakyat tentunya ini memberikan kontribusi bagi peningkatan perekonomian Kabupaten Sangga hingga Kalimantan Barat secara keseluruhan,“ terang Ahmad Zabadi.
Sementara itu Pejabat Bupati Sanggau. Suherman diwakili oleh Kepala Dinas Peridagkop dan UM Kabupaten Sanggau. Syarif Ibnu Marwan menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada Kemenkop UKM RI yang menjadikan Kabupaten Sanggau salah satu dalam rekomendasi industri hilir berupa pembangunan pabrik minyak makan merah (red palm oil ) yang akan di fokuskan di Kecamatan Parindu
“Saya meyakini keberadaan pabrik minyak makan merah ini akan mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi daerah Kabupaten Sanggau kedepannya,” Kata dia berharap.
Syarif Ibnu Marwan melanjutkan berdasarkan hasil penelitian minyak goreng merah ini mengandung banyak sekali gizi, seperti vitamin A yang bermanfaat dalam mengatasi permasalahan stunting.
“Tentunya ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sebab kita saat ini fokus dalam penanganan stunting, Selain dapat mensuplai minyak goreng yang terjangkau untuk masyarakat mengingat harga minyak goreng fluktuatif, manfaat minyak goreng merah ini juga untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat khususnya pelaku UMKM demi mewujudkan masyarakat Kabupaten Sanggau sejahtera dengan misi Maju Ekonomi,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, tokoh masyarakat Kecamatan Parindu, Timotius Yance mengungkapkan, tujuan pembangunan pabrik minyak makan merah itu juga untuk memperbaiki suplai minyak goreng kepada masyarakat sekitar Kabupaten Sanggau.
“Nah minyak makan merah ini harganya jauh lebih lebih murah di bandingkan minyak goreng yang ada dipasaran serta lebih bergizi karena mengandung vitamin A dan E yang dapat membantu mengatasi permasalahan stunting,” ungkaprnya.
Yance mengatakan, penghasilan utama masyarakat kabupaten Sanggau adalah sawit. Sudah banyak pabrik kelapa sawit (PKS) tetapi belum adanya pabrik untuk industri
“Selama ini kan kita tahu ada puluhan PKS yang ada di Sanggau ini. Nah satupun belum ada industri hirisasinya. Jadi, untuk memotong mata rantai terlalu panjangnya pasokan dan harga minyak goreng terutama di Kabupaten Sanggau itu salah satunya ya kita menyediakan hilirisasi dari industri CPO nya. Dan ini berbasis masyarakat dengan kekuatan koperasi, nah itu yang penting,” beber Yance.
Masih dikatakan Yance, koperasi produsen ini terbentuk dari pusat. Dan untuk di Kabupaten Sanggau hanya koperasi unit dari cabang.
“Karena koperasi ini kan banyak unit-unit usahanya, salah satunya unit pengolahan minyak goreng. Dan saya mengapresiasi adanya pembangunan pabrik ini karena ini untuk kebutuhan masyarakat kita Kabupaten Sanggau. Untuk pabriknya direncanakan berkapasitas 15 ton per-jam, kalau untuk CPO nya kecil saja dalam 1 hari hanya 10 ton,” pungkas dia. ***