Senator Amerika Serikat (AS), Curt Bramble menyatakan, bahwa komoditas kratom adalah komoditas unggul Kalimantan Barat yang sangat digemari oleh Pemerintah AS.
“Selain fungsinya untuk kesehatan, terutama membantu penderita opioid untuk sembuh, karena alasan itulah, kita percaya bahwa kita harus bekerjasama untuk membuat sistem fair trade dari kratom, jadi kedua belah pihak sama-sama diuntungkan dan tidak ada yang dirugikan,” kata Bramble di hadapan Gubernur Kalbar, Sutarmidji, dalam acara simposium bertajuk “Kratom Sustainability”, di Hotel Golden Tulip, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar, Jumat (12/08/2022) kemarin.
Lebih lanjut Bramble mengatakan, tanaman kratom sangat baik untuk warganya dan terbukti bahwa tidak ada efek yang merugikan seperti halnya mengkonsumsi obat-obat terlarang.
Hanya saja, Bramble menyatakan, kalau banyak buyer atau vendor dari Amerika yang merasa rugi akibat permasalahan standar ekspor kratom di Indonesia.
“Jadi, sejauh ini buyer atau vendor dari Amerika juga dirugikan dengan adanya produk kratom yang dicampur dengan bahan lain, seperti daun jambu dan sebagainya, sehingga kualitasnya tidak terjaga,” ucapnya.
“Oleh karena itu, kami para legislator dari Amerika juga berkesempatan untuk membentuk KCPA (Kratom Consumer Protection Act), semacam aturan untuk melindungi para konsumen di amerika yang mengkonsumsi kratom,” sambungnya.
Bramble menjelaskan, KCPA bertujuan untuk memastikan agar produk kratom yang diimpor dari Indonesia ke Amerika tidak berbahaya, aman dan tidak tercemar, terutama dari bakteri salmonella, escherichia coli, heavy metals–dan terutama produk-produk yang masuk ke Amerika harus melalui laboratorium.
“Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat beberapa tahun yang lalu juga telah melarang peredaran kratom karena ketika diuji di laboratorium terbukti bahwa kratom di indonesia dicampur dengan bahan-bahan lain yang berbahaya,” terang Bramble.
Sejauh ini, kata Bramble, sudah terdapat 7 negara bagian di Amerika yang menerapkan KCPA dan lebih dari 20 negara bagian yang sudah mempertimbangkan untuk menerapkan aturan keamanan konsumen ini.
“Seperti kita ketahui bersama, bahwa banyak tantangan yang dihadapi terutama di Indonesia. Sebenarnya, kedua belah pihak baik Amerika maupun Indonesia menghadapi tantangan, tapi tantangan yang berbeda,” katanya.
“Untuk Indonesia, mungkin lebih dominan tantangannya adalah pada kualitas dan keamanan, terutama di bagian pencemaran, karena banyak produk yang diekspor itu terkontaminasi dengan bakteri dan sebagainya. Kita harus bisa memastikan bahwa kita punya SOP yang jelas terkait pengawasan kualitas tersebut,” paparnya.
Guna menyelesaikan tantangan tersebut, Bramble menyatakan, pihaknya kemudian berinisiatif untuk bekerjasama dengan pihak Indonesia untuk membentuk sistem GMP (Good Manufacturing Practices) yang terstandarisasi, sehingga kualitas kratom dapat terjaga ketika diekspor.
“Fair trade yang sudah dilaksanakan oleh Koprabuh dengan sistem SOP-nya dapat meningkatkan kualitas serta dapat meningkatkan harga penjualan dari kratom ini. Jadi, perjalanan ini adalah perjalanan ketiga dari saya ke Indonesia, dan inti dari seluruh perjalanan ini adalah untuk memonitor rantai pasok dari kratom,” jelasnya.
Ke depan, Bramble menyatakan pihaknya juga akan meningkatkan kerjasama dengan seluruh petani di Kalbar dan meningkatkan kerjasama Indonesia-Amerika terkait ekspor kratom.
“Ada satu cerita dari US dari pengkonsumsi kratom, yang bersangkutan sakit setelah operasi dan mengkonsumsi opioid sebagai pereda nyeri, tetapi lama kelamaan kecanduan dengan opioid, dan kratom menyelamatkannya,” kata Bramble.
“Dapat dilihat dari cerita ini, bahwa kratom dapat memberikan efek yang baik untuk penanganan depresi, kecemasan, pemulihan dari penyakit dan sebagainya. Harapan (AS) kedepannya, regulasi dapat diperjelas, dan kita dapat berkolaborasi bersama melaksanakan fair trade ini,” tuntas Bramble.